Bab 01
18 Dec, 2024,
No comments
"Xavi, ikut Daddy. Kita akan tinggal di Canada. Disana kamu akan menjalani pelatihan agar bisa menyembunyikan telinga dan ekormu. Jangan membantah, ikuti saja keinginan daddy. Ini juga demi dirimu. Kita akan kembali setelah kamu berhasil mengontrol perubahanmu"
"Louis, dengarkan papa. Dunia ini begitu kejam jadi jangan sampai kamu mengeluarkan taring mu dan papa akan melatihmu supaya kamu bisa mengontrolnya"
●
●
●
"Papa, Apakah Loui anak halam?" Tanyanya dengan mata polosnya.
"Kenapa semua olang tidak mau belteman dengan Loui?" Tanyanya lagi kali ini ia menundukan kepalanya.
"Loui sayang.. Loui bukan anak haram, Loui anak Papa dan Daddy. Jangan dengarkan mereka" Sang papa menjelaskan dengan nada lembut, singkat dan bisa di pahami oleh sang anak.
"Loui tenang saja, karena masih ada papa di sisi Loui. Nanti kita main bersama sepuasnya" Sang papa memeluk Louis sembari mengusap sayang punggung kecil anaknya.
"Lalu, kemana Daddy?" Tanya Louis
Papa tidak menjawab secara langsung, ia memikirkan jawaban yang tepat dan bisa di cerna oleh anaknya yang masih kecil itu.
"Daddy Loui sedang berkerja di tempat yang jauhhhhh sekali. Nanti kita ketemu mereka saat Loui sudah bisa mengontrol kekuatan super Loui" jelasnya
"Baiklah. Ayo kita latihan lagi, papa. Loui gak sabal bertemu daddy" Ucapnya dengan semangat.
"Loui mau tau sesuatu lagi?" Tanya Papa membuat Louis berhenti mengajaknya latihan.
Louis memiringkan kepala nya dengan lucu, merasa bingung dengan perkataan sang papa.
"Apa itu papa?" Tanya Louis balik.
"Sebenarnya Loui mempunyai Kakak loh.."
"Yang benal?" Jawab nya semangat
Papa mengangguk kemudian kembali berucap "Kakak Loui bernama Xavier, Loui bisa memanggilnya Kak Xavi. Kak Xavi 3 tahun lebih tua dari Loui. Mungkin saat ini ia sudah masuk sekolah dasar"
Dengan antusias Louis kembali bertanya "Lalu, Apakah kak Xavi belsama Daddy papa?"
"Benar sekali, Anak papa memang pintar" Puji Papa saat tebakan Louis tepat.
"Karena sudah hampir larut malam, Lebih baik kita tidur nanti papa ceritakan lagi tentang Daddy dan kakak mu"
Papa memangku Louis membawanya kekamar. Mereka berdua menyamankan posisi di atas tempat tidur dan bersiap memasuki alam mimpi.
"Tapi... kenapa tidak celita sekalang saja, papa?" Tanya Louis
Papa menarik selimut lalu menyelimuti diri dan anaknya, kemudian menjawab pertanyaan dari Louis "Ini sudah larut dan bukannya Loui besok mau latihan agar bisa cepat-cepat ketemu Daddy?"
"Oh iya, Loui lupa. Hehe"
"Selamat tidul, Papa"
Cup
Papa mengecup singkat kening Louis sebelum membalas "Selamat tidur juga Loui, anak kesayangan papa"
Papa mengelus rambut Loui secara perlahan agar membuat sang anak terlelap dengan cepat. Setelah terdengar dengkuran halus, ia pun menghentikan elusannya.
"Maafkan, Papa.. Maaf papa berbohong.. Ini bukan saat nya kamu tau apa yang terjadi saat itu.. maafkan daddy dan kakak mu juga yang mungkin sampai saat ini tidak mengetahui keberadaan mu" sang papa berucap pelan takut membuat tidur anaknya terganggu.
Setelahnya ia berjalan keluar mencari udara segar untuk menenangkan pikirannya.
"Sudah 4 tahun berlalu mas, Apakah sekarang kamu bahagia? Membawa pergi anak sulungku? Kamu jahat mas.. Kamu egois.. Padahal waktu itu aku akan memberitahumu kabar bahagia lainya.. Tapi, setelah waktu itu kamu tidak pernah kembali dan malah menghilang seolah tak pernah ada.. kamu tau, Louis anak bungsu kita sangat mirip denganmu, sayangnya ternyata dia juga vampire sepertiku." Papa bermonolog panjang dengan air mata yang sudah menetes sejak tadi.
Ia menangis sendirian untuk kesekian kalinya.
Dengan perlahan, ia mengangkat kepalanya yang tadi menunduk karena menangis.
"Bulan yang indah" ucapnya kala melihat bulan yang bersinar di tengah gelapnya malam.
"Tapi kini ia hanya sendirian di tengah gelapnya malam tanpa sang bintang yang biasa menemaninya"