Bab 19
20 Dec, 2024,
No comments
"Apa yang terjadi?" Ucap Edward dengan nada tegasnya.
"Maaf, tuan. Salasatu dari mata-mata mereka berhasil menculik tuan muda Athael" Jawab Hans.
Mendengar berita dari Hans, seketika membuat Edward mengubah raut wajahnya "Segera cari jejak mereka, Hans. Bagaimana pun caranya!" Tanpa sadar Edward mengeluarkan feromon intimidasi yang kuat.
"Ugh.. Ba-baik tuan" Jawab Hans di bawah tekanan feromone Edward. Tanpa menunggu lama, Hans keluar dari ruang kerja Edward.
"Hah... Sialan, berani sekali tua bangka itu" geram Edward.
Di sebuah ruangan yang minim cahaya, terlihat beberapa orang. Satu orang duduk di kursi yang seperti singgasana disana, dua orang berdiri di belakangnya seperti seorang bodyguard dan satu orang lainnya tergeletak di hadapan sosok yang tengah duduk.
"Bagaimana?" Tanya sosok yang duduk itu.
Dengan segera sosok yang tergeletak di ba wah menjawab "Telah berhasil tuan. Saat ini anak itu berada dimarkas".
Sosok yang duduk itu terkekeh sebelum kembali bersuara "Bagus. Akhirnya aku bisa menghancurkan wajah arogannya"
"Pergi dan perketat penjagaan di sekitar anak itu" titah seseorang yang duduk kepada salasatu bodyguard yang berdiri di belakang.
"Baik tuan" balas patuh bodyguard itu.
"Kamu kembali lah dan merenungkannya dengan seharusnya jangan biarkan siapa pun mengetahui dalang di balik penculikan ini. Aku masih ingin menikmati wajah terpuruk dia" Setelah selesai berbicara, sosok itu tertawa dengan menyeramkan.
"Baik, tuan" balas seseorang yang berlutut sebelum keluar dari ruangan itu.
Dengan tangan dan kaki yang terikat di sebuah kursi, athael baru saja tesadar dari pingsannya. Berbeda dari yang lain, ekspresi serta sikap athael saat ini terbilang cuk up tenang.
'Ternyata apa yang dikatakan selene itu benar. Gue masih bisa mendengar pikiran orang lain tapi terbatas pada pemikiran jahat' batin athael.
"Gue gak nyangka selama ini..." gumam athael terpotong karena pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka.
"Ternyata kamu cukup pintar untuk tidak bertindak seperti orang bodoh" sarkas seseorang masuk dan kembali menutup pintu di belakangnya.
Athael hanya menatap datar seseorang di hadapannya.
"Apapun.. gue cukup paham dan tau semuanya" balas athael dengan menatap sekilas seseorang dihadapannya.
Seseorang itu terlihat menahan amarah saat melihat mata athael.
"Sikap sombong dan merepotkan mu masih sama saja" ucap seseorang itu masih dengan menahan amarahnya.
"Jika saja kamu tidak di butuhkan lagi, sudah aku merobek seluruh tubuhmu" ucap seseorang itu lagi,kini dengan senyu m psikopa th nya.
"Aku penasaran, berapa lama kamu akan bertahan" seseorang itu menampilkan menatap lapar tubuh athael yang terlilit oleh tali.
Athael tetap tenang tapi tidak dengan mengedipkan mata yang menatap seseorang itu dengan mengedipkan mata yang sangat jelas.
"Tetaplah seperti itu dan tunggu apa yang terjadi selanjutnya" seseorang itu berbalik dan pergi dengan langkah yang angkuh seolah dia adalah segalanya.
"Justru gue yang penasaran berapa lama lo akan membayangkan seperti itu" balas athael saat melihat punggung orang di hadapannya.
Seseorang itu berhenti berjalan dan kembali menghadap athael.
Plak
Pipi athael terasa panas dan perih sesaat setelah pendengaran yang keras itu mengenai nya.
"Terima ini dan tetap diamlah sebelum kesabaran ku habis" ucap seseorang itu dengan geram tepat di telinga athael.
Cuih
Athael menampilkan tepat ke wajah seseorang di hadapannya "Menjijikan" ucapnya.
"Beraninya!" Seseorang itu berteriak dan menunjuk athael dengan jarinya, wajahnya yang merah menahan amarah yang bergejolak di kemudian hari.
"Dasar tak tahu diri, papa gue udah memperlakukan lo seperti adik kandungnya sendiri dan apa yang lo lakukan? Menculik anaknya. Dasar gila!" Athael mengucapkan semua apa yang ingin dia ucapkan.
Lagi pula, wajah seseorang itu semakin buruk karena amarah yang di tahannya. Ia mendekatkan mulutnya lagi ke telinga athael dan berkata "Diam atau aku akan memperkosa dirimu sampai kamu hamil anakku" dengan nada yang rendah.
Athael terkejut, kemudian dia ingat jika di dunia ini ia adalah seorang omega. Omega lemah yang mudah mempengaruhi feromon. Athael terdiam kaku, keringat terlihat di atas pelipisnya. Betapa bodohnya dia jika masih merasa dia hanya berubah dari perempuan menjadi laki-laki. Dia lupa jika didunia ini ada hierarki tentang second gender dan second gender nya lah yang terlemah diantara semuanya. Meski dia tahu jika dia Dominan justru hal itu yang membuatnya ketakutan. Karena di dunia ini omega sering digunakan sebagai penghasil keturunan, dan Omega Dominant sepertinya adalah hal langka yang bisa dengan mudah hamil saa t melakuk an knoting. Dan dari semua hal yang paling mengetahui betapa buruknya omega yang dilakukan adalah dirinya sendiri, karena salasatu hobinya saat masih menjadi jihan adalah membaca Web novel tentang omegavers atau dunia ABO.
"Bagus jika, kamu paham. Tetaplah seperti itu" ucap seseorang itu dan pergi meninggalkan athael yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
Nathan saat ini baru saja menerima kabar penculikan anaknya dan yang paling membuatnya terkejut adalah seseorang yang memberitahunya adalah sosok yang di rindukan nya, meski dengan keras ia menyangkal perasaan itu tapi saat kini berhadapan dengan sosok itu ia terdiam membeku sebelum terkejut dengan kabar yang di bawa sosok itu yang tak lain dan tak bukan adalah Edward D Vincent.
Mereka sepakat untuk mencari keberadaan Athael. Sebelum kesepakatan itu terjadi, mereka berdua beberapa kali cek cok dan di tengah cek cok itu kemudian Nathan mengetahui jika Al yang sering kali Athael sebutkan adalah anaknya yang lain. Pantas saja ia merasa athael selalu menyembunyikan teman yang bernama Al itu darinya, ternyata apa yang dia kira Athael hanya mengetahui hal yang di beritahukan oleh nya itu salah. Athael lebih mengetahui banyak hal jika di bandingkan dengan dirinya sendiri.
Setelah beberapa hari keluarga yang terpisah selama bertahun tahun itu berkumpul. Berdiskusi tentang siapa dalang di baliknya dan bagaimana cara menyelamatkan athael tanpa membuatnya terluka sedikit pun.
Di ruangan itu terdiri dari Edward, Nathan dan terakhir Athala. Mereka memasang ekspresi yang serius di wajah masing-masing. Tidak ada perasaan bahagia karena telah berkumpul setelah sekian lama. Yang terlihat dari suasana di ruangan itu hanya suasana tegang, dingin dan serius. Mereka berusaha keras mencari athael, bahkan Edward sampai mengerahkan semua anak buahnya.
Mereka khawatir Athael di siksa dengan sedemikian rupa. Raut lelah terlihat dengan jelas diwajah mereka. Selama beberapa hari mereka hanya istirahat seperlunya, hanya agar mereka bisa memiliki energi untuk kembali mencari Athael.
Flashback
Tepat beberapa saat setelah kepergian Nathan, athael merasakan jika obat yang ia minum mulai bekerja dan ia mulai mengantuk.
Saat matanya akan terpejam, ia melihat seseorang datang mendekat ke arah tempat tidurnya.
"Si..siapa?" Gagap athael.
"..."
Orang itu hanya diam menunggu athael tertidur sepenuhnya. Setelah orang itu merasa jika athael sudah benar-benar terlelap ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
"Halo"
"___"
"Ya, semuanya sudah saya urus dan dia sudah tak sadarkan diri"
"___"
"Baik, saya mengerti"
Tuttt
Dan setelah beberapa saat muncul orang-orang berpakaian seperti perawat membawa pergi athael.
Flashback end