Bab 18
20 Dec, 2024,
No comments
'Apa aku terlalu berlebihan? Insting alpha ku mengatakan akan terjadi sesuatu yang membahayakan nya jadi tanpa sadar aku menyelemuti tubuhnya dengan feromone'
Entah sudah berapa lama Edward terlarut ke dalam pikirannya sendiri. Saat ini ia tengah duduk di ruang kerja yang ada di mansion.
"Maaf mengganggu, Tuan. Saya sudah selesai menyelidiki semua yang terjadi dan apa yang dilakukan Tuan Nathan" Ucap Hans. Sudah cukup lama ia berdiri dan hanya melihat Edward—Tuannya melamun.
Edward tersadar dari lamunannya "Bacakan saja".
Hans mengangguk dan menjelaskan "Tuan Muda Athael masuk ke rumah sakit karena gangguan feromone dan kebangkitan second gender yang terlalu awal. Setelah penanganan khusus tuan muda sudah kembali stabil dan second gender kedua dari tuan muda adalah Omega Dominant.
Tapi, setelah beberapa hari tuan muda kembali tak sadarkan diri. Menurut penyelidikan ada seseorang yang sengaja menyabotase cairan infusnya, hal itu mengakibatkan tuan muda koma selama 2 minggu untuk hal ini saya sudah menemukan dan membawa pelaku ke tempat biasa. Lalu tentang apa yang dilakukan tuan Nathan ini berhubungan dengan keinginan tuan muda. Tujuannya adalah memiliki keluarga yang utuh serta muda tuan berharap anda dan juga tuan Nathan kembali bersama. Tuan Nathan saat ini sedang mencoba mencari keberadaan anda.
Maaf, jika anda menginginkan saya akan membawa tuan Nathan sekarang"
Selesai menjelaskan semuanya, Hans meminta izin. sepertinya Hans lebih memahami apa yang di inginkan Edward melebihi Edward sendiri.
"Bersihkan terlebih dahulu tikus-tikus yang bersembunyi selama ini. Lalu bawa Nathan kehadapanku" ucap Edward.
"Baik, Tuan" Jawab Hans.
"Ajak Athala, sudah waktunya ia membuktikan kekuatannya" tambah Edward kemudian berdiri meninggalkan Hans yang sedikit menundukkan kepalanya.
Ahael yang terbangun saat tengah malam terkejut saat melihat seseorang masuk ke dalam ruang rawatnya. Ia bermimpi-pura tertidur menunggu seseorang itu pergi kembali.
Tapi, saat hidungnya mencium sesuatu yang entah kenapa terasa familiar ia terbangun dan melihat sosok itu.
"Al" panggilnya.
"Hm" jawab seseorang yang ternyata adalah Athala.
"Kenapa mengendap-ngendap? Kenapa tengah malam? Kemana saja? Apa kamu tidak rindu ku?" Tanya beruntun athael.
Athala tersenyum mendengar athael menggunakan aku-kamu terhadapnya dan bukan lu-gue.
"Satu-satu, El.." Ucap lembut athala.
“Kenapa baru kesini?” Tanya ulang athael.
"Ada sesuatu yang terjadi dan mungkin sementara aku tidak bisa membicarakan mu" jelas athala, ia menatap lembut athael yang juga memperhatikan.
"Kenapa?" Tanya athael dengan wajah murungnya.
“Tidak apa, setelah kamu stabil kita akan bertemu kembali di sekolah” jelas athala lagi.
"Baiklah jika kami tidak mau menyatakannya. Tapi, bisakah kamu menemaniku tidur?" Tanya athael kemudian menatap athala dengan puppy eyesnya.
Athala terkekeh sebentar melihat tingkah athael sebelum mengangguk. Athael yang melihatnya segera menggeser memberi ruang untuk athala naik ke atas tempat tidur.
Mereka berdua tidur dengan berpelukan, entah apakah mereka menyadarinya atau tidak tapi memeluknya begitu erat seolah melepas rindu yang sudah lama mereka rasa kan.
Berikutnya saat athael terbangun sudah tidak ada seseorang di sekitarnya. Athael merasa semalam ia hanya bermimpi jika ia tidak melihat gelang yang entah kapan athala pasangkan di tangannya. Gelang dengan tali berwarna hitam dan bandul bulat berwarna biru langit yang indah terpasang dengan api di pergelangan tangan kirinya.
Saat tengah asik melihat gelang di tangannya sampai ia tidak menyadarinya Nathan yang masuk dengan membawa sarapan hangat untuknya.
"Ekhem.. Makan dulu, El" Nathan tersenyum melihat athael yang sudah bangun, meski ia sedikit bertanya-tanya sejak kapan athael memakai gelang?
"Eh, papa kapan datang?" Tanya athael dengan wajah polosnya.
“Asik mandangin gelang dari pacar sih, sampe gak sadar papanya sendiri datang” goda Nathan.
"Pacar apaan sih pa, orang ini gelang dari bang Al" Balas athael memutar bola matanya dengan malas.
"Tunggu, AL! Temen mu yang waktu itu? Sejak kapan kamu memanggil dia Abang?" Goda Nathan lagi.
"Sudah lah, pa.. mana makanannya El laper" keluh Athael yang diam-diam berharap Nathan tidak melanjutkan pembicaraannya tentang Athala. Sebenarnya sejak bermimpi selene, ia tidak lagi ingin memikirkan semuanya hanya saja sekarang ia terlalu malas menjelaskan semuanya.
Nathan yang melihat anaknya sudah lesu pun memberikan makanan yang dibawanya.
“Papa gak makan?” Tanya athael di sela makannya.
"Udah sebelum kesini sekalian ke cafe juga tadi" jelas Nathan.
Setelah melihat anaknya selesai makan, Nathan kembali berbicara, "El, bolehkah papa pergi sebentar?"
"Kemana lagi pa?" Jawab malas Athael.
"Ada masalah dicafe dan mungkin memakan waktu berhari-hari" ucap Nathan.
"Terserah, papa. Tapi apa boleh EL pulang ke rumah?" Tanya balik athael.
"Tidak. Kondisi kamu sekarang memang stabil tapi kamu belum boleh kena terlalu banyak feromone. Kata dokter kamu harus tetap di rumah sakit selama 1 bulan lagi" jelas Nathan dengan tegas menolak permintaan athael.
"El pengen pulang ke rumah papa, bukan ke sekolah" koreksi athael.
"Gak. Papa tau apa yang ada di pikiran kamu dan kamu pikir pulang ke rumah tidak harus keluar? Jarak dari rumah sakit ke rumah aja lumayan jauh. Gimana kalo kamu kenapa-napa di jalan? Mau kamu?" Omel Natan.
"Iya.. iyaa.. Jangan pergi lama-lama" ucap Athael dan kembali berbaring dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
'Ngambek tu pasti' Pikir Nathan saat melihat athael yang tertidur memunggungi nya.
Nathan mendekat ke tempat tidur mengusap lembut kepala athael dan berkata "Kak dimas nanti datang gantiin papa bawain kamu makanan. Papa harap kamu nurut dan gak bikin ulah. Papa juga gak pengen kamu terus di rumah sakit seperti ini. Tapi, kalau gak gitu papa gak bakalan bisa tenang ninggalin kamu sendirian di rumah. Tinggal satu bulan lagi gak bakalan kerasa kok. Nanti kalo mau apa-apa bilang aja sama kak dimas.
Cup
Nathan mengecup kepala athael yang selimutnya tertutup kemudian pergi meninggalkan athael di ruang rawatnya.
Setelah di rasa tidak ada lagi orang di ruangan itu selain dirinya sendiri, athael bangun kembali dan membuka pintu kosong keluar ruang rawat nya.
“Tiba-tiba?” Gumamnya masih dengan menatap pintu tersebut.