Bab 17
20 Dec, 2024,
No comments
"Di mana ini?"
Pemandangan sekeliling yang terlihat asing namun memberikan rasa nyaman. Hal terakhir yang dia ingat adalah meminum obat dengan bantuan papanya.
Tiba-tiba, datanglah sosok dengan cahaya yang mengelilinginya. Ia datang mendekati dirinya.
"Bagaimana aku harus memanggilmu? Jihan ataukah Athael?" Tanyakan sosok itu tepat setelah berada di hadapannya.
"Siapa? Kenapa lo bisa tau rahasia gue?" Tanya nya tanpa memperdulikan pertanyaan sosok bercahaya.
"Jangan panik. Ehmmm.. baiklah aku akan memanggil mu Athael saja" Ucap sosok itu sambil duduk di kursi yang tiba-tiba sudah berada di sana.
"Aku tahu banyak pertanyaan di benakmu, setidaknya duduklah dulu karena pembicaraan ini akan cukup panjang.
"Ah, kamu bisa memanggilku Selene. Makhluk seperti mu biasanya memanggilku Dewi Bulan"
Sosok itu tiba-tiba berubah menjadi seekor anak serigala.
"Bagaimana dengan ini? Sudah merasa santai?" Ia berbicara dalam bentuk anak serigala.
Setelah memperhatikan semuanya, akhirnya Athael duduk di kursi yang tersedia untuknya.
"Jadi, sepertinya kamu mengetahui alasan mengapa aku berada di dunia ini?" Tanya athael.
"Bicara santai saja. Tubuh mu yang sebelumnya sudah mati. Dan secara garis besar kamu pasti tahu fiskal kamu berada di sini" jelas Selene.
"Jangan berbelit belit. Katakan saja yang sebenernya" kesal Athael.
"Kamu harus bahagia, El. Kamu adalah anakku di dunia ini. Aku hanya ingin kamu jangan menyia-nyiakan hidupmu lagi. Jangan seperti saat menjadi jihan dulu, kamu hanya mengurung dirimu di kamar dan membuat semua orang yang menyayangimu meremehkan dirimu sendiri. tahukah kamu banyak orang yang menyayangimu disana menangis saat dokter mengatakan kamu telah tiada? Bahkan teman-teman mu yang kamu kita hanya memanfaatkanmu untuk datang dan selalu mendoakan kamu.
Tapi, orang tua mu terlalu menyayangimu sehingga tak lama mereka mengikutimu dengan penuh penyesalan di hatinya. Jadi, bahagialah. Lakukan apapun yang kamu mau di sini dan maaf karena second gender mu telah muncul kekuatan mu untuk membaca pikiran orang lain akan menjadi lebih terbatas dan akan aktif jika kamu dalam keadaan berbahaya. Sekali lagi aku harap kamu bahagia, El. Kali ini jangan sia-sia kan mereka yang menyayangimu. Aku akan selalu berada di sampingmu" Selin menjelaskan dengan ekspresi sedih di wajah anak serigala nya.
"Aku tak bisa berlama-lama di sini, ternyata kekuatan ku tidak cukup untuk itu. Aku akan datang lagi lain kali. Sampai jumpa, El" ucapnya lagi sebelum menghilang sepenuhnya.
"Tunggu-" cegah athael yang sudah sadar dari membayangkannya.
Melihat sekelilingnya lagi, ini masih di ruang rawatnya di rumah sakit.
"Cuma mimpi? Tapi gue rasa itu benar-benar terjadi" gumam athael.
Ceklek.
"El.. udah bangun? Ada yang sakit? Bilang sama papa bagian mana yang sakit, mau papa panggil dokter? Kamu tau? Waktu itu papa sangat khawatir karena kamu tidak merespon saat papa memanggil mu" Tanya beruntun Nathan.
"Tu-tungu pa.. Berapa lama el tidurnya?" Tanya balik athael saat merasakan sesuatu yang tidak beres.
"Hampir 2 minggu" Jawab nathan.
'Selama itu? Kejadian disana gue hanya menghabiskan waktu 1 hari deh' Batin athael.
Athael termenung memikirkan perbedaan waktu dalam mimpi dan di dunia nyata.
"El.." panggil Nathan
"I-iya pa" jawab athael.
"Jangan melamun terus, kalo ada apa-apa bilang sama papa. Papa gak mau kamu nanggung semuanya sendiri" ucap Nathan sambil menatap mata athael.
'Apakah sudah saatnya, ya? haruskah? Tapi, gue mau keluarga yang lengkap dan hidup bahagia bersama? Bukannya serigala itu juga mengatakan jangan menyia-nyiakan semuanya' Batin Athael.
"El..." panggil Nathan lagi dengan lembut.
"Sudah papa bilang jangan melamun lagi. Katakan saja pada papa apa yang kamu inginkan" ucap Nathan.
"Bisakah? Bisakah papa mengabulkan apa yang el inginkan?" Tanya athael meminta kepastian.
"Apapun el. Apapun keinginanmu akan papa usahakan" jawab nathan dengan tegas.
"El ingin keluarga yang utuh, bisakah papa rukun kembali dengan ayah?" Tanya athael lagi.
"Itu-"
Saat melihat keraguan di wajah nathan Athael langsung mengubah topik pembicaraan dan meminta nathan untuk mengambilkan dirinya makanan.
"Sudah el duga. Papa gak mau bukan? Sudahlah el tidak apa-apa. El lapar, pa. Bisakah papa mengambilkan makanan untuk, el?" -Athael.
'Ternyata masih belum' batin Athael.
"Baiklah. Tunggu papa sebentar" ucap Nathan sebelum keluar dari ruang rawat athael.
'Maafkan papa. Tapi papa akan berusaha' batin Nathan saat melihat athael yang menunduk lesu.
Di sisi lain kembali ke waktu yang tepat setelah athael masuk ke rumah sakit.
"Apa yang sebenarnya ayah, pikirkan? Ayah tahu kan apa yang terjadi kepada athael? Aku bahkan terlalu malu untuk menunjukkan diriku sendiri kehadapannya" Athala mengeluarkan semua emosinya saat mendengar berita keadaan athael dari nathan.
"Ayah tidak tahu akan berakhir seperti ini. Ayah hanya ingin melindunginya" ucap Edward dengan tak kalah emosi. Ia memukul meja di depannya dengan emosi.
"Hah.. jangan mendekatinya lagi. Ayah hanya bisa membuatnya menderita!" Kesal Athala dan keluar dari ruang kerja Edward.
Edward yang mendengar Kata athala, membeku sebelum ia tertawa dengan keras sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Selalu berakhir seperti ini" Gumamnya setelah tertawa gila seperti itu.
"Hans!" panggil Edward.
"Saya disini, tuan" Jawab Hans.
"Pergi selidiki apa yang terjadi dan selidiki juga apa yang dilakukan Nathan" ucap Edward dengan tegas.
"Baik, Tuan" jawab Hans.