Bab 11
18 Dec, 2024,
No comments
"Loh, ini abang yang buat?" Tanya Athael saat melihat sandwich di meja makan.
Athala mengangguk dan menggeser piring berisi sandwich tepat ke hadapan Athael.
"Emm... Ewnak!" Seru athael dengan mulut penuhnya.
Athala yang melihatnya tersenyum senang dan sepertinya hari ini akan menjadi hari yang selalu di ingat oleh athala.
'Gue berharap bukan cuma gue yang bahagia. Tapi orang-orang di sekitar gue juga' batin athael saat melihat athala tersenyum dengan lembut.
'Dan.. gue juga berharap lo selalu bahagia apapun yang terjadi nantinya, Al'
Athael membalas senyum athala dengan tak kalah lebar. Selesai sarapan, mereka berdua pun berangkat ke sekolah bersama.
Hanya dalam 2 hari ikatan mereka semakin erat, darah memang tak pernah bohong. Athala yang biasanya hanya menanggapi apa yang di ucapkan athael sekarang ia sudah mulai ber inisiatif untuk lebih berkomunikasi dengan adiknya itu.
Semua orang pasti bertanya-tanya mengapa athala dengan mudahnya percaya jika athael adalah kembarannya? Ya, justru athala tidak bisa tidak mempercayainya. Karena apa? Karena ikatan batin dari anak yang terlahir kembar itu nyata dan mereka setidaknya sedikit bisa memperkirakan apa yang di pikirkan dan emosi apa yang dirasakan baik athala maupun athael.
Seperti saat itu, saat dimana athala pertama kali bertemu dengan athael. Ia bisa merasakan jika athael senang bisa bertemu dengannya, lalu saat athael bermimpi buruk tepat di hadapan nya saat ia menginap bukan hanya merasa khawatir tapi ia juga merasakan perasaan gelisah, athala sendiri sampai saat ini bingung biasanya hal seperti ini hanya di rasakan oleh belahan jiwa atau bisa di sebut soulmate. Tapi yang di rasakannya jelas berbeda, mungkin karena mereka adalah saudara kembar yang telah terpisah selama lebih dari 10 tahun lamanya.
Setelah athala mengetahui apa penyebab athael mengalami mimpi buruk, membuatnya merasa jika ia harus menjaga athael dan mungkin hal itu pula yang membuat Athala semakin posesif. Ia selalu mengikuti kemana pun athael pergi dan akan berhenti itupun jika athael yang menghentikannya.
Dan sial nya athala, tepat saat ia masuk kedalam mansion setelah tidak pulang selama 2 hari itu ia disambut dengan tatapan datar ayahnya.
Athala mematung, bagaimana pun ayahnya adalah orang yang berkuasa jadi ia pasti tahu apa yang dilakukan athala ditambah dengan status ayahnya yang menjadi alpha dominan yang di puja banyak orang.
Karena selama ini athala di didik dengan keras olehnya, baik itu tentang perusahaan ataupun dunia bawah athala sudah mulai belajar semua itu saat ia berumur masih 5 tahun. Mungkin dalam bayangan athala, saat ini ia akan di hukum seperti biasa saat ia membangkang atau saat ia gagal dalam tugas yang di berikan sang ayah.
Tapi sungguh diluar prediksinya, ayahnya malah bertanya.
"Bagaimana keadaannya?" Dengan ekspresi yang tak bisa di baca oleh athala.
Entah keberanian dari mana athala menatap tajam sang ayah yang duduk di kursi sembari menatapnya balik itu.
"Siapa?" Tanyanya lagi.
"Dia" jawab sang ayah.
"Apa pedulimu?" Tanya athala lagi tapi kali ini ia menjadi waspada dan menunggu jawaban dari sang ayah.
"Apa perlu alasan jika seorang ayah menanyakan kabar putranya?" Tanya balik sang ayah.
Athala mengerutkan keningnya tidak mengerti sembari melihat sang ayah lagi dan lagi.
"Hah... sepertinya sudah saatnya kamu mengetahui semuanya" gumam sang ayah
"bacalah" ucap sang aya sembari memberikan map kepada athala.
Athala dengan enggan menerima map itu, ia mengerti jika sang ayah malas menjelaskan sama sepertinya yang malas terlalu banyak berbicara, mengobrol seperti ini saja adalah hal yang baru athala rasakan.
Athala membuka dan membaca map tersebut, entah sudah berapa kali ia membolak-balikan kertas di dalam map itu.
"Apa ini benar?" Tanya athala meminta kepastian sembari mengangkat map di tangannya.
Seorang bodyguard yang athala lihat selalu bersama ayahnya itu menjelaskan "Ya, itulah yang terjadi. Tidak ada yang tahu hal itu selain Tuan besar dan saya bahkan tuan Nathaniel sekali pun. Alasan mengapa tuan hanya membawa anda, adalah karena seorang alpha dominan bisa merasakan second gender seseorang yang belum dibangkitkan meski secara samar. Apalagi saat itu anda baru berusia satu tahun. Jadi tuan besar lebih memilih membawa anda dan melatih anda sampai anda mampu untuk melindungi diri anda sendiri dan saudara kembar anda. Tapi, hal yang ia jauhkan justru malah mendekat. Saya harap anda paham tuan muda Athala" jelas bodyguard itu panjang lebar.
Entah kapan bodyguard itu datang atau memang sedari ia memang ada di sana, entahlah athala terlalu fokus dengan ayahnya.
"Baiklah, aku percaya" balas athala menatap sang ayah.
"Jadi, bagaimana keadaannya?" Tanya ulah sang ayah.
"Hahhh...." athala menghela nafas
Kini giliran ayahnya yang Mengerutkan kening, secara samar athala bisa melihat sorot mata sang ayah yang berubah.
"Kenapa tidak cari tahu sendiri?" Tanya athala
"Tidak bisa, Nathaniel bisa tapi dia tidak" ucap sang ayah dengan nada datar.
"Aneh" gumam athala.
"Dia tertutup, kecuali disekolah dan saat bersama Nathaniel tidak diketahui apa yang dilakukannya" jelas ayahnya.
"Hahh..." Lagi-lagi athala menghela nafas.
Athala menatap ayah lagi, baru kali ini ia melihat ayahnya seperti ini. Dengan ekspresi yang cukup mudah dibaca juga kesabarannya menunggu athala berbicara. Sebegitu inginkah dia mengetahui keadaan athael? Begitu kira-kira isi pikiran athala. Setelah melihat semua perubahan sang ayah, Athala pun luluh dan mengatakan segalanya.
"Athael.. dia mengalami trauma, ia bercerita jika dia pernah mengalami kecelakaan saat berumur 5 tahun dan karena tampilannya berbeda dari kebanyakan anak di daerah sana membuatnya di bully. Hanya itu yang ku tahu. Tapi aku merasa tidak sesederhana itu" jelas athala
Demi adiknya dia rela berbicara panjang lebar seperti ini bahkan bersama ayah yang tidak disukainya.
Entah sudah keberapa kali ia dikeluarkan oleh sikap aneh ayahnya. Lihat saja sekarang ayahnya itu tengah memejamkan mata dengan tangan yang memijit pelan kepalanya. Terlihat jelas jika ia sedang menahan amarahnya.
Seorang Edward D. Vincent, yang terkenal tidak mempunyai perasaan dan tidak peduli terhadap apapun saat ini tengah terlihat menahan emosinya sendiri. Hal itu cukup untuk merubah penilaian athala untuk ayahnya.
Jelas jika Edward sudah tau semuanya. Yang tidak dia sangka hal itu membuat anak kesayangannya trauma. Jika saja para musuhnya hanya mengincar dirinya bukan keluarganya. Edward mungkin bisa menjaga athael disisinya.
Selama ini ia hanya bisa menerima laporan dari bodyguard kepercayaanya bernama Hans yang tadi menjelaskan kepada athala. Sama seperti tadi dia hanya mendengar penjelasan darinya tanpa mengetahui seperti apa rupa sang anak. Tapi saat dia berolahraga rutin di sekitar kawasan perumahan elit yang berada di depan mansion besarnya, ia berpapasan dengan sosok yang dikatakan Hans terlihat mirip denganya.
Edward akui, memang benar sekilas athael terlihat mirip denganya. Tapi seperti yang di perkirakan Edward jika ciri second gender milik athael mulai terlihat hal itu membuatnya lebih feminim dan dari pada terlihat mirip dengannya athael terlihat lebih mirip dengan mendiang papa Edward bukan hanya mirip tapi benar-benar mirip. Hal itu membuat Edward merasakan sosok yang menyayangi nya kembali.
Alasan itulah yang membuat Edward memberi perhatian yang lebih terhadap athael.
"Bisakah kau membantuku?" Tanya Edward pada athael yang sejak tadi hanya memperhatikannya mengontrol emosi.
"Apa?" Tanya balik athael
"Menjaganya dan melaporkan semuanya padaku" Edward.
"Tak perlu disuruh, itu memang tugasku" athael.
Percakapan panjang pertama antara ayah dan anak itu terhenti dan mereka kembali melakukan kegiatan mereka masing-masing.