Langit malam yang gelap kini mulai berganti dengan mentari yang hangat. Athael yang masih terlelap dalam tidurnya perlahan mulai membuka mata saat merasakan cahaya yang menembus gordennya.

Tidak langsung bangun, ia duduk mengumpulkan kesadarannya. Setelah sepenuhnya terbangun barulah ia beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Seperti biasa ia mandi lalu memakai kaos dan celana santainya. Ia membeku saat netranya tak sengaja menangkap benda asing di atas meja belajarnya. 

"Apa itu?" Tanya nya entah pada siapa.

Athael mendekat dan mengambil benda itu.

"File?" Tanya nya lagi.

Karena penasaran, ia pun membuka dan membaca file tersebut.

"A-pa!" Athael terkejut tepat setelah selesai membaca file itu.

Ia berlari keluar dari kamar menuju ke dapur tempat biasa sang papa saat di jam segini.

"Papa! Ini beneran?" Tanya nya dengan nada tak percaya seraya mengangkat file ditangan nya.

"Iya, Bener. Itukan yang kamu mau?" Tanya balik Nathan. 

"Ta-tapi kan?" Bingung athael.

"Gapapa kok lagian kamu udah janji juga gak akan ninggalin papa. Terus pas papa liat nilai kamu emang bagus-bagus dan sekolah yang nerima kamu juga cocok buat kamu ya udah papa setuju aja" jelas Nathan.

"Pa-papa.. yakin?" Tanya athael.

"Yakinlah. Terus papa juga mau buka cabang cafe A-Then di ibukota" jawab Nathan. 

"Yeay! El sayang papa" ucap athael sembari melompat lompat lalu berlari sambil mengecup sayang pipi Nathan.

"Tapi papa gak ngizinin kamu tidur di asrama. Papa bakal beli apart atau rumah dekat sekolahan kamu kalo bisa si sama cafenya sekalian" ucap Nathan dengan tegas.

"Iya... papa.. apapun itu yang jelas akhirnya athael dapet lingkungan baru!" Teriak athael semangat.

Nathan hanya tersenyum melihat tingkah anaknya.

"Sarapan dulu, el" serunya kala melihat sang anak akan kembali ke kamar.

"Eh iya, el lupa hehe" jawab athael sembari cengengesan gak jelas.

"Setelah sarapan nanti buka laci dimeja belajar kamu. Masih ada hadiah tambahan dari papa. Itu bonus karena nilai kamu memuaskan" ucap Nathan sembari menyantap makanannya.

"Masih ada lagi, pa?" Tanya athael memastikan dengan sedikit teriak karena syok di tambah menjatuhkan makanan yang akan di suapnya.

"Iya, Athael Nathan Miller" jawab nathan dengan nada jengkel sekaligus menahan amarah.

"Hehe maaf papa, el kaget" ucap athael sembari membersihkan bekas kagetnya.

"Tapi.. ini beneran papa Nathan, papanya el kan?" Tanya athael lagi.

"Makan yang bener athael!" Ucap Nathan dengan nada tegasnya.

"Nahh ini baru papanya el. Iya pa.. siap" jawab athael lalu melanjutkan makannya.

Selesai makan Nathan pergi ke cafe dan Athael yang penasaran langsung kembali ke kamarnya.

"Wah.... handphone, mana keluaran baru lagi!" Gumam Athael yang terkagum-kagum.

Athael dengan segera menghidupkan handphone nya setelah beberapa saat, terdengar notifikasi pesan.

"Hehe asikk nihh bisa lanjutin hobi dari kehidupan pertama dong" gumam athael.

"Download aplikasinya dulu ah sekalian sosmed deh" gumamnya lagi.

 

🤍 💬 📎

atha.elnm Shadow👤

"Oh iya, kata papa gue punya kembaran dan kalo gak salah namanya Athala. Coba gw cari ig nya ahh" ucap athael.

Athael dengan semangat mencari nama sang kembaran dan tak lama muncul postingan yang menampilkan fanart seseorang bernama athala.

 

🤍2rb 💬217 📎1,4rb

ath.aladv earphone🎧

"Uwahhh kayaknya bener deh ini coba gue simpan foto profile nya terus bandingin sama foto gue sendiri"

 

Setelah mendapatkan fotonya sendiri, ia pun segera mengedit foto itu dan menyatukannya dengan foto seseorang yang ia duga kembarannya.

 

"Lahh... benqeran mirip ternyata. Bedanya cuma dia lebih manly dan gue lebih lembut" 

'Coba gue chat aja kali ya orang nya' Pikir athael.

"Nah... pesan udah tersampaikan. Emm kalo di respon gue bakal ajak dia satu sekolah sama gue hehehe" ucap athael mengutarakan rencananya.

Di sisi lain dunia

Suara notifikasi terdengar disebuah kamar mewah bernuansa gelap.

Seorang remaja berparas serupa dengan athael berjalan keluar dari kamar mandi dan mengambil handphone nya yang berbunyi.

'Tumben' Pikirnya.

"Hah?" Bingung remaja yang ternyata Athala itu.

'Tapi, saat di perhatikan lebih teliti memang benar' Pikir athala lagi.

"Setidaknya, gue berharap ini benar" gumam Athala.