Bab 01
16 Oct, 2024,
No comments
'Jam berapa ini? Tumben mamah gak bangunin gw?'
Jihan membuka matanya secara perlahan.
'Uhh, silau'
"Ungg~~"
'Loh suara apa itu?'
"Ung?"
'Ta-tangan gw kok jadi kecil gini!'
"Huwaaaaaa!"
'A-apaa!'
"Waaa?"
Mungkin karena mendengar teriakan, tiba-tiba jihan melihat seorang laki-laki dewasa dengan wajah perpaduan antara tampan, manis dan cantik menjadi satu.
"Loh.. kamu kebangun ya sayang?" Tanya nya sembari menghampiri jihan.
'A-apaaaaaaa!!! Dugaan gw ternyata bener!!! Gw terlahir kembali, Aaaaa!' Teriak jihan dalam hati.
"Huwaaaa!" Ternyata suara-suara tadi adalah suara bayi, yang didalam tubuhnya terdapat jiwa jihan.
"Cup..cup.. sayang jangan menangis... papa disini..." seorang laki-laki tadi mengambil jihan dan memangkunya sembari sesekali menepuk ringan punggung bayi jihan mencoba menenangkan tangisannya.
Setelah beberapa saat bayi itu pun tertidur karna kelelahan menangis.
"Akhirnya, tertidur juga" ucap laki-laki yang tadi Memanggil dirinya sendiri dengan sebutan papa. Laki-laki itu bernama Nathaniel Miller.
Nathan, membaringkan sang anak diatas kasur.
"Tidur yang nyenyak ya, nak" ucapnya sembari mengusap-ngusap kepala kecil bayi itu.
Nathan menatap lembut bayi berumur 1tahun di depannya.
Beberapa tahun kemudian...
"El..."
Mendengar seseorang memanggil nama kecilnya, membuatnya menoleh.
"Papa!" Teriaknya dengan semangat.
"Ini, sayang. Bagaimana tadi disekolah? Maaf papa baru pulang" Tanya sang papa, Nathan.
"Seperti biasa.. pelajaran di sekolah terlalu membosankan pa.. tidak bisa kah El membantu papa saja di cafe?" Tanya nya balik.
"Tidak, El. Sudah berapa kali papa bilang nikmati saja masa sekolah Mu. Lagi pula bukannya setiap libur sekolah kamu selalu membantu?"
"Ta-tap"
"Tidak ada tapi-tapian. Sudah sana kamu mandi, setelah itu kita makan malam bersama"
"Iya, papa" ucapnya dengan nada lesu sembari berjalan menuju kamarnya.
"Anak itu.. selalu saja bersikap tidak sesuai dengan umurnya.." gumam Nathan sembari melihat punggung anaknya.
Di dalam kamar...
"Hahh... sudah 14tahun berlalu... gw yang notabennya seoang cewe harus hidup sebagai cowo" helaan nafas terdengar di susul dengan gumaman.
"Hahhh..."
Lagi dan lagi helaan nafas itu terdengar...
"Gw sih seneng, tapi masih gak terbiasa.. gw kangen mamah sama bapak, ya.. walaupun disini gw punya papa... tapi, rasanya beda..." gumamnya lagi..
"Athael... jangan hanya melamun, cepat mandi atau papa tinggalkan" ucap Nathan sembari berdiri di depan pintu kamar Athael.
"Emangnya kita mau kemana pa?" Bukannya menurut athael malah bertanya kepada papanya.
"Hari ini ada pasar malam di alun-alun sana, tadinya papa mau ngajak kamu. Tapi.. kayaknya gak jadi"
"Loh! Kok gitu"
"Di suruh mandi aja kamu lamanya minta ampun. Mending pergi sendiri aja dari pada bawa kamu, lama. Bye bye" ucap Nathan sedikit menjahili anaknya.
"Papa! Tunggu 15 mnt! Sekarang juga el mandi!" Teriak Athael.
Athael berlari ke kamar mandi di kamarnya dan mandi dengan terburu-buru takut di tinggalkan sang papa. Tanpa sadar, Athael mulai melupakan hal yang ia pikirkan.
"Haha.. lucunya.." Nathan hanya tertawa melihat tingkah anaknya.
Setelah selesai bersiap, athael pun keluar dari kamar dan menghampiri Nathan yang tengah menonton tv.
"Pa, ayo!" Ajaknya.
"Iya.. kita makan malam disana saja, papa males masak" ucap Nathan.
"Iya-Iya, el nurut aja apa mau, Papa" ucap el seraya berjalan meninggalkan Nathan.
"Dasar bocah! Anak siapa si kamu nyebelin banget" ucap Nathan.
"Dihh, dasar orang tua. Gak sadar diri apa orang situ juga nyebelin" balas Athael.
"APA, ATHAEL NATHAN MILLER!! KAMU BILANG APA SAMA PAPA HAHHH?" Teriak Nathan.
Athael yang mendengar nama lengkapnya di panggil oleh sang papa langsung berhenti dan meminta maaf sembari cengengesan "Hehe... maaf papa.." ucapnya.
"Huh.. berhubung suasana hati papa lagi baik. Kamu papa maafkan. Lain kali jangan begitu. Papa tuh masih muda lihat orang aja banyak yang salah sangka kalo kita berdua tuh adek sama kakak" ucap Nathan panjang lebar.
'Tapi kalo umur gw di gabung sama kehidupan pertama gue sih iya orang cuma beda beberapa tahun doang' batin Athael.
"Ohh.. jadi papa marah karna el bilang papa tua" gumam Athael dengan sengaja.
"Ka-kamu.. kata siapa hah?? Papa marah tuh karna kamu gak sopan sama papa!" Ucap Nathan sedikit gelapan.
"Pa, kita kesana naik apa?" Tanya athael mengalihkan pembicaraan, bisa-bisa ia tidak jadi bersenang-senang menghabiskan uang papanya.
"Naik motor ajalah, papa males bawa mobil" balas Nathan.
"Perasaan dari tadi, males mulu. Mau heran tapi bokap sendiri" gumam athael melihat Nathan yang berjalan ke garasi mengeluarkan motor.
"Ayo, naik!" Nathan.
"Gak salah nih, pa? Naek motor gede kayak gini?" Tanya athael.
"Ya enggaklah, cepet mau ikut apa ngga?" Desak Nathan.
"Iya, iya.." jawab Athael seraya menaiki motor dan duduk tepat di belakang Nathan.
Setelah dirasa Anaknya telah siap, Nathan pun menghidupkan motornya dan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Ahh.. males banget.. besok-besok papa ajarin kamu motor, biar gak perlu pakek kendaraan umum pas berangkat sekolah" ucap Nathan tiba-tiba.
Athael yang mendengar ucapan papanya membalas "Terserah papa".
"Ulangan sekolah terakhir kamu kapan, el?" Tanya Nathan.
"Minggu depan, pa" jawab athael dengan nada malas.
"Nah sampai.." Ucap Nathan saat melihat pasar malam yang ramai di depannya.
"El turun di sini aja pa" ucap Athael.
"Ya sudah, tunggu disini papa parkir motor dulu" balas Nathan.
Setelahnya mereka berdua pun menikmati semua hal mulai dari makanan, permainan dan wahana-wahana seru di pasar malam itu, sampai tengah malam mereka pulang dengan perasaan puas, senang sekaligus lelah.